Suatu hari ada
anak yang terus dimarahi orang tuanya karena dia haya bermain musik dan
tidak mau belajar,orang tua sang anak itupun mulai takut karena jika
terus seperti ini masa depan sang anak tidak akan karuan dan akhirnya
orang tuanya memberikan pilihan yang berat padanya,dia harus memilih
antara musik dan pendidikannya tentunya sang anak tidak mau memilih 1
diantara ke 2 hal tersebut karena baginya ke 2 hal tersebut adalah
bagian dari hidupnya.Karena sang anak terus dituntut untuk memilih 1
diantara 2 hal tersebut,akhirnya sang anak memilih kabur dari rumah dan
berniat pergi ke rumah kakeknya yang berada di den Denpasar.
Di perjalanan menuju rumah kakeknya dia sempat duduk di kursi stasiun di sana dia tampak murung dan gelisah atas nasibnya, tanpa di sangka ada kakek tua yang meminta uang padanya.
“nak minta uangnya nak…..
Tanpa menoleh sang anak memberikan sejumlah uang padanya…
Sang kakek pun dengan cepat berkata “Tidak nak saya minta di sana saja,
Sang anak seketika menoleh ke wajah kakek“Tapi kek saya iklas memberikan uang ini pada kakek
“Lalu kenapa kamu tidak melihat wajah kakek?
Sambil menunduk sang anak diam dan tak mau bicara sepatah kata pun.
Sang kakekpun mulai binggung dan akhirnya mulai bertanya pada sang anak
“Nak sebenarnya ada apa? Kok mukanya pucat seperti itu?ada masalah ya..
Sang anakpun tidak mau menjawab dan masih diam menunduk.
Kakek pun mulai menegurya agar dia mau mengatakan permasalahannya,dan sedikit demi sedikit sang anakpun mulai merespon teguran dari kakek tersebut,akirnya sang anakpun mau membicarakan masalahnya tersebut pada seorang kakek yang tidak ia kenel,
“begini kek,sebenernya saya ini kabur dari rumah karena tekanan orang tua saya yang menutut saya agar memilih antara musik dan pendidikan,katanya untuk masa depan saya kelak tapi bagi saya itu bukan masa depan saya melaikan sebuah gerbang menuju kesengsaraan saya yang akan dating bila seandainya saya memilih salah 1 diantara 2 hal tersebut,tentunya saya tetap bersikeras tidak memilih keduanya dan akhirnya saya pun kabur dari rumah dan berniat pergi ke rumah kakek saya yang berada di Denpasar.
“oh. . . .begitu ya nak.
Sebenarnya tingkahmu itu sangat mirip dengan seekor cicak,cicak saat di kejar mangsa dia harus memilih keputusan yang tepat apakah harus mengorbankan ekornya demi menyelamatkan hidupnya ataukah tidak melepaskan ekornya dengan taruhan segala hidupnya ,hal itu sama dengan kehidupanmu sekarang,sekarang kamu hendak dikejar rasa gelisah akan masa depanmu dan dari sana kamu harus memilih keputusan yang tepat apakah melepas salah satu hal yang berharga dengan massa depan yang pasti atau akan menjadi cicak bodoh yang tidak melepas apapun tapi mempertaruhkan segalanya termasuk massa depanmu dan ingat juga idup ini perlu pengorbanan kita mengorbankan sesuatu itu untuk kebahagian kita dan orang lain di sekitar kita oleh karena itu tidak salah orang tua kamu menuntut agar kamu memilih antara pendidikan dan musik karena hal itu akan dapat menjadi kunci masa depanmu yang pasti sehingga dapat membawa kebahagiaan.Nak kamu ini masi muda beda dengan saya yang sudah tua renta oleh karena itu janganlah kamu seperti ini,jadilah orang yang kuat yang berani mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik dengan tanpa menyinggung perasaan orang tuamu di rumah.
Sang anakpun mulai merenung atas kasalahan yang ia perbuat dan dengan pelan ia berkata
“Baik saya mengerti.
Sang anakpun pulang dengan cepat dan mengucapkan trimakasi pada sang kakek atas saran yang dia berikan padanya.Di perjalanan pulang diapun mulai sadar bahwa perbuatan orangtuanya itu benar.Dengan rasa bersalah dia meminta maaf pada orang tuanya atas kesalahannya dan diapun berjanji akan memilih pendidikan dan akan mulai membiasakan diri untuk tidak bermain musik.Kluarga itupun mulai hidup bahagia seperti sedia kala.
Di perjalanan menuju rumah kakeknya dia sempat duduk di kursi stasiun di sana dia tampak murung dan gelisah atas nasibnya, tanpa di sangka ada kakek tua yang meminta uang padanya.
“nak minta uangnya nak…..
Tanpa menoleh sang anak memberikan sejumlah uang padanya…
Sang kakek pun dengan cepat berkata “Tidak nak saya minta di sana saja,
Sang anak seketika menoleh ke wajah kakek“Tapi kek saya iklas memberikan uang ini pada kakek
“Lalu kenapa kamu tidak melihat wajah kakek?
Sambil menunduk sang anak diam dan tak mau bicara sepatah kata pun.
Sang kakekpun mulai binggung dan akhirnya mulai bertanya pada sang anak
“Nak sebenarnya ada apa? Kok mukanya pucat seperti itu?ada masalah ya..
Sang anakpun tidak mau menjawab dan masih diam menunduk.
Kakek pun mulai menegurya agar dia mau mengatakan permasalahannya,dan sedikit demi sedikit sang anakpun mulai merespon teguran dari kakek tersebut,akirnya sang anakpun mau membicarakan masalahnya tersebut pada seorang kakek yang tidak ia kenel,
“begini kek,sebenernya saya ini kabur dari rumah karena tekanan orang tua saya yang menutut saya agar memilih antara musik dan pendidikan,katanya untuk masa depan saya kelak tapi bagi saya itu bukan masa depan saya melaikan sebuah gerbang menuju kesengsaraan saya yang akan dating bila seandainya saya memilih salah 1 diantara 2 hal tersebut,tentunya saya tetap bersikeras tidak memilih keduanya dan akhirnya saya pun kabur dari rumah dan berniat pergi ke rumah kakek saya yang berada di Denpasar.
“oh. . . .begitu ya nak.
Sebenarnya tingkahmu itu sangat mirip dengan seekor cicak,cicak saat di kejar mangsa dia harus memilih keputusan yang tepat apakah harus mengorbankan ekornya demi menyelamatkan hidupnya ataukah tidak melepaskan ekornya dengan taruhan segala hidupnya ,hal itu sama dengan kehidupanmu sekarang,sekarang kamu hendak dikejar rasa gelisah akan masa depanmu dan dari sana kamu harus memilih keputusan yang tepat apakah melepas salah satu hal yang berharga dengan massa depan yang pasti atau akan menjadi cicak bodoh yang tidak melepas apapun tapi mempertaruhkan segalanya termasuk massa depanmu dan ingat juga idup ini perlu pengorbanan kita mengorbankan sesuatu itu untuk kebahagian kita dan orang lain di sekitar kita oleh karena itu tidak salah orang tua kamu menuntut agar kamu memilih antara pendidikan dan musik karena hal itu akan dapat menjadi kunci masa depanmu yang pasti sehingga dapat membawa kebahagiaan.Nak kamu ini masi muda beda dengan saya yang sudah tua renta oleh karena itu janganlah kamu seperti ini,jadilah orang yang kuat yang berani mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik dengan tanpa menyinggung perasaan orang tuamu di rumah.
Sang anakpun mulai merenung atas kasalahan yang ia perbuat dan dengan pelan ia berkata
“Baik saya mengerti.
Sang anakpun pulang dengan cepat dan mengucapkan trimakasi pada sang kakek atas saran yang dia berikan padanya.Di perjalanan pulang diapun mulai sadar bahwa perbuatan orangtuanya itu benar.Dengan rasa bersalah dia meminta maaf pada orang tuanya atas kesalahannya dan diapun berjanji akan memilih pendidikan dan akan mulai membiasakan diri untuk tidak bermain musik.Kluarga itupun mulai hidup bahagia seperti sedia kala.
0 komentar:
Posting Komentar