Sebuah sirkus atau pesta ulang tahun,
terasa kurang lengkap tanpa kehadiran seorang badut ulang tahun yang
dapat membuat anak-anak dan orang dewasa tertawa. Selain itu,
badut-badut lucu juga bisa kita jumpai di tempat-tempat rekreasi,
misalnya di Dunia Fantasi atau Taman Lalu Lintas.
Sebenarnya, profesi badut adalah
profesi yang cukup tua. Konon, sejak zaman Yunani kuno dan Romawi
kuno, sudah ada manusia penghibur yang memoles wajahnya dengan bedak
tebal dan berpakaian aneh, serta fasih memeragakan mimik-mimik lucu.
Mereka tidak hanya membuat tertawa orang-orang kaya yang stres lewat
pertunjukannya, tapi mereka juga menghibur dan mencari nafkah di
jalan-jalan, atau lebih dikenal dengan istilah ngamen. Dengan kemampuan
berpantomim dengan gerakan-gerakan yang konyol, boleh jadi merekalah
salah satu penjaja hiburan jalanan tertua di dunia.
Menurut
sejarahnya, badut mengacu pada seseorang dengan dandanan lucu yang
bahkan terkadang meniru karakter komik, riasan wajah menor, dan kostum
berwarna unik, memiliki kemampuan memeragakan mimik lucu dan
gerakan-gerakan konyol tanpa sedikitpun melepas kata-kata. Inilah yang
membedakan badut dengan pelawak konvensional. Nah sekarang banyak muncul
baju badut, kostum badut dengan aneka desain kostum badut.
Di
abad pertengahan, atau sekitar tahun 500 Masehi hingga 1.500 Masehi,
terdapat karakter badut yang sangat terkenal. Masyarakat Eropa,
khususnya Italia, mengenalnya sebagai Arlecchino atau Harlequin, yang
dipopulerkan oleh kelompok sandiwara Commedia dell arte. Kostum yang
digunakannya pun masih sangat sederhana. Sedangkan busana badut yang
seperti dikenal sekarang merupakan hasil perkembangan kostum yang pernah
populer di Jerman dan Inggris, sekitar abad ke-18 Masehi. Kala itu,
dandanan dan gaya pantomim Pickellherring begitu terkenal. Ciri-ciri
dandanannya, baju dan sepatu gombrong (kebesaran), penutup kepala
warna-warni, serta renda besar yang melingkar di seputar leher sang
badut.
Pada
abad ke-18 Masehi ini pulalah, badut mulai menjadi bagian penting dari
sebuah pertunjukan sirkus. Maklum, atraksi sirkus biasanya dipenuhi
adegan-adegan akrobat yang menegangkan. Nah, dengan kehadiran makhluk
aneh pemancing tawa inilah, diharapkan dapat mengendurkan kembali urat
saraf yang meregang. Hingga saat ini, aksi para badut tetap menjadi
mata acara yang ditunggu-tunggu oleh para penonton.
Badut
pertama yang menjadi superstar sekaligus bintang sirkus di awal abad
ke-18 Masehi adalah Joseph Grimaldi atau yang lebih dikenal dengan nama
Joey Grimaldi. Ia melakukan pertunjukan di London pada awal tahun
1.800-an. Joey menciptakan karakter Jocy. Konon, kelebihan karakter Jocy
yang membuatnya di kenang dalam sejarah perbadutan adalah kemampuannya
menghidupkan tokoh badut yang diperankannya. Karakter Jocy tak sekadar
melucu, tapi juga memainkan perasaan penontonnya lewat mimik sedih,
bahkan ketakutan.
Sobat-sobat,
badut yang terkenal pertama dari Amerika adalah Dan Rice. Ia
memanjangkan jenggotnya dan mengenakan baju yang menyerupai bendera
Amerika. Dalam pertunjukannya, Dan Rice menggunakan seekor babi yang
bernama Lord Byorn. Pada saat sang badut bertanya kepada babi tersebut,
sang babi akan menjawab, “Oink… Oink…”. Pada setiap akhir acaranya, ia
akan memberikan sekotak penuh bendera dari berbagai negara, dan sang
babi selalu mampu mengambil bendera Amerika dari kotak tersebut dan
melambaikannya ke arah penonton. Wah…, benar-benar babi yang cerdik,
ya!
baca selengkapnya disini
0 komentar:
Posting Komentar