Apa itu waktu, betulkah waktu adalah dimensi ke empat, mengapa waktu searah dan sejalan dengan waktu entropi?
Beberapa minggu yang lalu, saya sedang berpikir tentang apa yang telah
dipelajari di SMA dulu tentang teori Einstein bahwa waktu adalah
dimensi ke-4 tidak lagi masuk akal logis saya. Jika waktu adalah sebuah
dimensi 4, dan semua seluruh alam semesta akan ‘berjalan’ sepanjang
garis waktu, yang berarti akan ada salinan tak terbatas dari seluruh
alam semesta pada setiap jalur garis waktu tak terbatas.
Apa yang kita mendefinisikan tentang waktu selalu mengacu pada sebuah
gerakan periodik seperti matahari, bulan, jam tangan, sampai jam atom.
Dan jika kita sampai ke dalam gerakan atom terkecil, waktu tidak lain
hanyalah persepsi kita terhadap semua gerakan materi. Dalam sudut
pandang ini, saya ingat teori tentang unit ruang terkecil (Grainy space,
by Maldacena).
Jika ekspansi alam semesta sejak Bing Bang akan menciptakan waktu, maka
itu tidak berarti perluasan dari “ruang kosong”, tapi itu adalah
perluasan tentang ruang dengan semua materi yang ada di dalamnya. Lalu
kita bisa sampai pada definisi waktu bahwa “waktu adalah gerakan
terkecil yang mungkin oleh semua materi dalam Grainy Space”. Ini bisa
menjadi gerakan dari semua hal dari partikel sampai benda-benda
angkasa. Karena jika waktu adalah unit dari gerakan partikel itu
sendiri, maka akan dipahami bahwa dalam fisika partikel, waktu adalah
sesuatu yang keluar dari sistem (karena sebelumnya waktu dipahami
sebagai unit absolut) dan berbeda dengan apa yang terjadi di
besar-besaran objek seperti planet, dll
Apa yang terjadi dalam teori relativitas umum?
Jika gravitasi di sekitar benda-benda angkasa akan memperlambat waktu,
maka itu berarti gerakan partikel sebagai unit waktu akan dibatasi oleh
gravitasi dengan cara melengkungkan ruang disekitarnya. Sebagai
hasilnya, energi yang ‘dicuri’ akan menjadi energi potensial seperti
apel yang jatuh. Karena gerakan partikel berhubungan dengan ruang dan
energi dan tentu saja “harus ada mekanisme” yang memungkinkan satuan
waktu (time unit) semakin lambat (berarti ruang / jarak telah berubah)
di ruang ‘melengkung’ dan sebagian energinya diubah menjadi energi
potensial. Saya tidak berbicara tentang mekanisme bagaimana gravitasi
bekerja melengkungkan ruang, tapi saya hanya melihat korelasi antara
gerakan ruang, energi dan partikel (sebagai satuan waktu) di ruang
tersebut.
Hal ini dapat dipahami bahwa dalam lubang hitam, ruang melengkung
begitu kuat maka ‘waktu setempat’ akan ‘berhenti’ di dalam singularitas
lubang hitam (pusat) karena tidak ada ruang yang lebih untuk kebebasan
partikel bergerak dalam sistem itu.
Dari sini, ide tentang “unit waktu dalam grainy space” akan keluar
definisi tentang ‘Waktu Lokal’ dan ‘Waktu Universal. Inilah yang
kemudian dikenali Einstein tentang relatifitas waktu, waktu relatif
terhadap pergerakan pengamat dan waktu relatif disekitar gravitasi yang
berbeda.
Jika waktu adalah pergerakan terkecil materi, maka tidak heran jika
waktu sejalan dengan waktu entropi yang hanya bergerak searah. Hal ini
karena “kekacauan” adalah “pergerakan partikel” dan kekacauan
adalah entropi itu sendiri. Mengapa waktu hanya searah? bisakah
mengembalikan waktu? Jika hendak mengembalikan waktu ini berarti
mengembalikan semua posisi partikel2 ke posisi semula, dalam hal ini
energi dan ruang, susunan2 partikel dengan tepat sepertisemula yang
dilakukan secara serempak di seluruh ALAM SEMESTA yang sepertinya
sangat tidak mungkin. Seperti mengembalikan telur yang sudah pecah,
nasi yang sudah menjadi bubur, api menjadi bahan bakar, reaksi kimia,
proses penuaan, proses kehidupan, proses terbentuknya planet dan
bintang, bahkan mengembangnya alam semesta!!
Apa yang bisa kontemplasi dari waktu yang bergerak searah ini? Ya anda
benar!! BAHWA KEHIDUPAN INI PUNYA TUJUAN!! dan ini ilmiah. Hamparan
kehidupan ini lebih punyai nilai spiritual dari pada sekedar sekumpulan
teori2 fisika.
Jika seseorang bisa seenaknya kembali kemasa lalu maka dia akan dengan
sangat mudah merubah kesalahan2nya dimasa lalu setelah tahu akibat2
yang dia rasakan di masa depan. Tapi sepertinya Tuhan tidak “bekerja”
dengan cara itu. Tuhan ingin kita merasakan bagaimana perjuangan dan
usaha untuk selalu memperbaiki diri dan amal perbuatan kita. Jangan
lupa Tuhan juga maha pengampun.
baca selengkapnya di sini
0 komentar:
Posting Komentar