Banyak orang berpikir bahwa sampah adalah barang yang menjijikkan dan tidak ada gunanya dan harus dibuang dan dilenyapkan dari pandangan mata. Membakar dan mengubur sampah yang tidak bisa hancur merupakan kebiasaan yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Sejak 2007, telah ada animasi sistem pengolahan sampah secara mandiri, produktif, dan ramah lingkungan yang berbasis masyarakat. Kini sekolah, klinik, dan panti asuhan dan rumah singgah menerapkan sistem pengolahan sampah yang mengubah sampah plastik menjadi berbagai produk seperti tas, dompet, payung, map surat, tas perhiasan, tas seminar, tas belanja dan casing untuk telepon seluler, rosario, computer, dan lain-lain.
Produk sampah plastik itu tidak hanya membantu lingkungan hidup tetapi juga
keluarga-keluarga miskin yang membantu mengumpulkan, mencuci, dan menjahit
sampah plastik itu serta para pelatih yang beberapa kali memberi pelatihan
menjahit sampah plastik. Produk kerajinan dipasarkan lewat internet, peminat
hasil karya itu kebanyakan orang asing atau para pekerja di perusahaan asing
yang tahu menghargai nilai di balik usaha ini. Acara tahunan yang diadakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia
tersebut. Pada pameran itu, sekolah memamerkan tas, payung, bunga, tikar, dan
dompet, semua terbuat dari bahan plastik dengan menggunakan metode 3R (re-use,
reduce dan recycle). Selain daur ulang sampah plastik dan kertas, sekolah
juga memasukan isu lingkungan hidup ke dalam kurikulumnya untuk meningkatkan
kesadaran para siswa akan alam sekitar mereka, lanjutnya. Kurikulum ini
mengajak para siswa untuk memelihara lingkungan hidup. Misalnya, mereka pergi
ke sungai dan menganalisa penyebab air kotor. Slah satu pabrik yang menjual
Biji Plastik (daur ulang) adalah milik Andy
Lembar-lembar
plastik bekas yang telah diseleksi dibeli dengan harga bervariasi mulai dari Rp
1.000,- per kilogram. Setelah menjadi pelet harganya jauh meningkat, ada yang
Rp, 5.000,- per kilogram, bahkan kalau warna dan kualitasnya sesuai pasar bisa
mencapai Rp, 10.000,-. Mesin ini memanaskan tabung peleleh dengan suhu mencapai
200 sampai 300 derajat Celcius. Kapasitas produksi butir-butir pelet plastik
bisa mencapai 3 ton selama operasi 8 jam sehari. Harga bahan dan harga jual
seperti telah disebutkan di atas. Mesin ini bisa dioperasikan oleh 2 orang
pekerja. Butir-butir pelet plastiknya seukuran butir-butir beras. Pelet yang
berwarna putih jauh lebih mahal dibanding warna-warna lain. Lembar plastik
bekas masuk, dipanasi, leleh, ditekan keluar, masuk air pendingin, dipotong
kecil-kecil menjadi butiran, ditampung, dimasukkan dalam karung, lalu dijual
kepada pasar yang telah menunggu. Memang peralatan mesin ini khusus untuk skala besar atau
skala pabrik, sedangkan untuk skala rumah tangga maka plus-minus peralatan dan
perhitungannya akan lain
Berita-berita
bencana Alam belakangan ini sangat mewarnai koran-koran, dan media massa
lainnya, seakan-akan Alam tidak begitu bersahabat dengan manusia.
Manusia jaman sekarang ini terlalu konsumtif dan hanya mementingkan dirinya sendiri dengan memakai hal-hal yang tidak perlu dan bersifat boros, secara tidak langsung hal ini membuat kerusakan lingkungan yang tidak sedikit. Menipisnya lapisan ozon, rusaknya hutan di pulau Sumatra dan Kalimantan sampai 70% dan hilangnya mata air dibeberapa tempat.
Manusia jaman sekarang ini terlalu konsumtif dan hanya mementingkan dirinya sendiri dengan memakai hal-hal yang tidak perlu dan bersifat boros, secara tidak langsung hal ini membuat kerusakan lingkungan yang tidak sedikit. Menipisnya lapisan ozon, rusaknya hutan di pulau Sumatra dan Kalimantan sampai 70% dan hilangnya mata air dibeberapa tempat.
Pemakaian
kendaraan yang berlebihan menghasilkan Gas CO2 yang turut membantu percepatan
penipisan ozon, pemakain listrik berlebihan, pemakaian kantong plastik dan
pemakain barang yang sekali pakai dan dibuang. Kita perlu menyikapi bahwa
lingkungan yang kita tempati adalah warisan dari Tuhan dan harus dijaga dengan
baik-baik dan digunakan dengan bijaksana.
Yaitu dengan langkah-langkah :
- Reduce/ pengurangan : melakukan efficiecy atas pengunaan air, listrik, bahan bakar, atau lainnya demi menjaga kelestarian lingkungan. Contoh : memakai air secukup dalam mencuci.
- Reuse/ mengunakan kembali : melakukan kembali barang sudah rusak tidak layak pakai dengan melakukan perbaikan.
Contoh : mengumpulkan koran bekas untuk dijadikan bungkusan, furniture rusak diperbaiki dan dicat kembali.
- Recycle/ Duar Ulang : melakukan hal barang sudah tidak dapat dipakai diolah menjadi bahan baku atau barang yang bermanfaat.
Contoh : Kantong plastik bekas diolah menjadi biji plastik lagi.
Bila kita melakukan hal dengan seksama, maka lingkungan kita tidak akan rusak dan tetap terjaga kelestarian. Mari kita pelihara Rumah kita untuk masa depan kita bersama.
Yaitu dengan langkah-langkah :
- Reduce/ pengurangan : melakukan efficiecy atas pengunaan air, listrik, bahan bakar, atau lainnya demi menjaga kelestarian lingkungan. Contoh : memakai air secukup dalam mencuci.
- Reuse/ mengunakan kembali : melakukan kembali barang sudah rusak tidak layak pakai dengan melakukan perbaikan.
Contoh : mengumpulkan koran bekas untuk dijadikan bungkusan, furniture rusak diperbaiki dan dicat kembali.
- Recycle/ Duar Ulang : melakukan hal barang sudah tidak dapat dipakai diolah menjadi bahan baku atau barang yang bermanfaat.
Contoh : Kantong plastik bekas diolah menjadi biji plastik lagi.
Bila kita melakukan hal dengan seksama, maka lingkungan kita tidak akan rusak dan tetap terjaga kelestarian. Mari kita pelihara Rumah kita untuk masa depan kita bersama.
Pada Carbon Footprint Conference,
anak-anak berkumpul untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan upaya nyata yang
dapat dilakukan untuk menghambat perubahan iklim. Peserta akan belajar
tentang penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. Peserta juga mendiskusikan trik-trik jitu untuk
menghambat laju pemanasan global dan perubahan iklim. Sebagian perwakilan
sekolah akan mempresentasikan proyek lingkungan hidup yang sudah dilakukan di masing-masing
sekolah tentang upaya menghambat laju pemanasan global dan perubahan iklim.
Setiap peserta membawa ciri khas masing-masing sekolah berupa busana rompi,
atribut, tas, topi atau atribut lainnya dari bahan daur ulang. Setiap
perwakilan sekolah menggelar pameran tentang program-program lingkungan hidup
yang dilaksanakan di sekolah masing-masing. Apa dan bagaimana jejak
karbondioksida menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, yang menjadi
isu nomor 1 abad ini, juga akan dibahas melalui kelompok-kelompok kegiatan.
Selain itu, juga akan disajikan dalam bentuk pameran yang digelar terbuka untuk
umum. Tujuh tema, yaitu transportation, electricity, cooking,
leisure, washing, gardening dan shopping
akan menjadi bahasan utama pada conference dan pameran yang digelar.
Nama : I Kadek Windi Pranata Putra
No : 39
Kelas : XI A 4
0 komentar:
Posting Komentar